Publikasi Jurnal

Pendahuluan Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kebutuhan akan tenaga kerja di bidang IT semakin meningkat. Namun, Indonesia masih mengalami krisis talenta digital, terutama dalam bidang pemrograman dan rekayasa perangkat lunak. Kekurangan ini menghambat pertumbuhan industri digital dan daya saing global. Artikel ini akan membahas penyebab utama krisis talenta digital di Indonesia serta langkah-langkah yang dapat […]

Pendahuluan Kesenjangan digital di Indonesia masih menjadi tantangan dalam perkembangan teknologi nasional. Meskipun penetrasi internet terus meningkat, masih ada daerah yang belum memiliki akses yang memadai. Kondisi ini menghambat pemerataan informasi, pendidikan, dan ekonomi digital. Artikel ini akan membahas penyebab utama kesenjangan digital serta solusi untuk mengatasinya. Penyebab Kesenjangan Digital Dampak Kesenjangan Digital di Indonesia

Teknologi kecerdasan buatan (AI) berkembang pesat dan mulai mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia kerja. Dari otomatisasi tugas hingga analisis data yang lebih cepat, AI memungkinkan perusahaan bekerja lebih efisien dan produktif. Namun, di balik keuntungannya, muncul tantangan yang harus dihadapi, seperti perubahan struktur pekerjaan dan kekhawatiran akan pengurangan tenaga kerja manusia. Bagaimana AI memengaruhi

Dalam era digital saat ini, banyak perusahaan mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional. Salah satu solusi yang semakin populer adalah automasi dengan RPA (Robotic Process Automation). Teknologi ini memungkinkan bisnis untuk mengotomatiskan tugas-tugas berulang menggunakan robot digital, sehingga karyawan dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis. Bagaimana RPA bekerja, dan apa saja

Saat ini, dunia masih menikmati manfaat dari jaringan 5G, tetapi perkembangan teknologi tidak berhenti di situ. Teknologi 6G diprediksi akan mulai hadir sekitar tahun 2030 dan membawa perubahan revolusioner dalam kecepatan internet, konektivitas, dan kecerdasan buatan (AI). Bagaimana 6G akan berbeda dari generasi sebelumnya? Teknologi ini tidak hanya akan meningkatkan kecepatan internet tetapi juga menghadirkan

Masa depan Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, mulai dari asisten virtual hingga sistem otomatisasi industri. Namun, perkembangan AI masih terus berlangsung dengan kecepatan yang luar biasa. Dengan inovasi dalam machine learning, deep learning, dan pemrosesan bahasa alami (NLP), masa depan kecerdasan buatan diprediksi akan mengubah berbagai sektor kehidupan. Bagaimana teknologi

Teknologi robotika terus berkembang dengan pesat, dan tahun 2025 diprediksi akan menjadi tonggak penting dalam revolusi robotika. Dari industri manufaktur hingga layanan kesehatan, robot semakin berperan dalam kehidupan manusia. Dengan kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, dan sensor canggih, robot kini mampu melakukan tugas yang lebih kompleks, meningkatkan efisiensi, dan bahkan bekerja berdampingan dengan manusia.

Blockchain di Luar Cryptocurrency ,Ketika mendengar kata blockchain, banyak orang langsung berpikir tentang Bitcoin atau cryptocurrency. Namun, teknologi ini memiliki potensi lebih luas yang bisa mengubah berbagai industri, dari kesehatan hingga rantai pasokan. Di luar dunia crypto, blockchain menawarkan solusi yang lebih aman, transparan, dan efisien untuk menyimpan serta mengelola data. Artikel ini akan membahas

Tren Teknologi AI 2025 diprediksi akan membawa perubahan besar di berbagai industri. Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat, menghadirkan inovasi baru yang semakin canggih dan bermanfaat bagi manusia. Dari AI generatif hingga robot pintar, teknologi ini tidak hanya sekadar tren, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana perkembangan AI di tahun 2025?

Masa depan Web3 menjadi topik yang semakin menarik dalam perkembangan internet. Teknologi ini membawa konsep desentralisasi, di mana kontrol tidak lagi berada di tangan perusahaan besar, melainkan disebarkan melalui jaringan blockchain. Dengan Web3, pengguna memiliki kendali lebih besar atas data dan aset digital mereka. Namun, apakah Web3 benar-benar akan menggantikan Web2? Bagaimana tantangan dan peluangnya?