
Menulis artikel ilmiah sering menjadi tantangan bagi mahasiswa maupun peneliti pemula. Banyak yang bingung saat harus memulai tulisan, menyusun kerangka, atau menyesuaikan format dengan standar jurnal yang berlaku. Kebingungan ini wajar, karena artikel ilmiah memiliki aturan dan struktur berbeda dibanding tulisan biasa, mulai dari abstrak, pendahuluan, metode, hingga kesimpulan. Tanpa pemahaman yang jelas, proses penulisan bisa terasa membingungkan dan memakan waktu lebih lama.
Beberapa kesalahan umum sering terjadi selama proses penulisan. Pertama, mahasiswa mengabaikan struktur artikel ilmiah yang baku, sehingga informasi tidak tersusun sistematis dan sulit dipahami. Kedua, tidak merujuk pada contoh jurnal sebagai panduan, membuat tulisan terasa kurang ilmiah dan kurang sesuai standar akademik. Ketiga, kesulitan menyusun argumen yang kuat berdasarkan data atau teori yang relevan, sehingga kesimpulan menjadi kurang meyakinkan.
Padahal, menyusun artikel ilmiah dengan benar sangat penting, baik untuk publikasi, tugas kuliah, maupun penyusunan skripsi. Artikel yang tersusun rapi dan berbasis referensi jurnal yang valid lebih mudah diterima oleh dosen, editor jurnal, atau reviewer. Selain itu, kemampuan menulis artikel ilmiah yang baik menunjukkan pemahaman mendalam terhadap topik penelitian dan meningkatkan kredibilitas akademik penulis. Dengan strategi dan panduan yang tepat, mahasiswa dapat menulis artikel ilmiah yang terstruktur, orisinal, dan siap dipublikasikan.
Pentingnya Contoh Jurnal dalam Menyusun Artikel Ilmiah
Mengapa Anda perlu menggunakan contoh jurnal saat menyusun artikel ilmiah:
1. Sebagai Panduan Format dan Struktur
Salah satu alasan utama menggunakan contoh jurnal adalah sebagai panduan format dan struktur artikel ilmiah. Mahasiswa dan peneliti pemula sering kebingungan saat menata tulisan dari abstrak, pendahuluan, metode, hasil, hingga diskusi dan kesimpulan. Dengan melihat contoh jurnal, penulis dapat memahami urutan bagian-bagian tersebut secara logis dan sistematis.
Selain itu, jurnal ilmiah menunjukkan bagaimana setiap bagian disusun agar informasi mudah dipahami. Misalnya, abstrak disajikan secara ringkas namun padat, pendahuluan menjelaskan latar belakang dan tujuan penelitian, sedangkan metode dirinci agar penelitian dapat direplikasi. Panduan ini sangat membantu penulis agar artikel ilmiah tidak hanya lengkap, tetapi juga sesuai standar akademik.
Lebih lanjut, mengikuti format jurnal membuat artikel lebih profesional dan siap dipublikasikan. Dosen, reviewer, atau editor jurnal akan lebih mudah menilai kualitas tulisan jika struktur dan formatnya sesuai standar. Dengan demikian, contoh jurnal menjadi referensi penting agar penulis tidak salah langkah dalam menyusun artikel ilmiah.
2. Mempelajari Gaya Penulisan Akademik
Artikel ilmiah memiliki gaya penulisan berbeda dibanding artikel populer atau opini. Bahasa yang digunakan harus formal, jelas, dan berbasis fakta. Mengacu pada jurnal ilmiah membantu penulis membiasakan diri dengan gaya penulisan akademik yang tepat.
Jurnal juga menunjukkan cara menyampaikan argumen secara logis dan sistematis. Penulis belajar menyusun kalimat padat makna, menggunakan terminologi ilmiah, dan menekankan bukti atau data daripada opini pribadi. Dengan terbiasa membaca jurnal, kemampuan menulis akademik akan meningkat secara signifikan.
Lebih jauh, gaya penulisan akademik yang baik mencakup kemampuan membedakan fakta, hasil penelitian, dan interpretasi. Contoh jurnal membantu penulis memahami cara menyajikan informasi secara objektif dan menghubungkan temuan penelitian dengan teori yang relevan. Dengan begitu, artikel ilmiah menjadi lebih kredibel dan meyakinkan.
3. Mengetahui Standar Sitasi dan Referensi
Contoh jurnal juga penting untuk memahami standar sitasi dan referensi yang benar. Setiap jurnal biasanya mengikuti gaya sitasi tertentu, seperti APA, MLA, atau Chicago, sehingga penulis bisa belajar menulis sitasi di teks maupun daftar pustaka dengan tepat.
Selain itu, jurnal memperlihatkan cara menggunakan referensi untuk mendukung argumen penelitian. Penulis dapat melihat cara menyisipkan kutipan, merujuk penelitian terdahulu, dan menjaga integritas akademik tanpa plagiarisme. Hal ini sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau artikel ilmiah pertama kali.
Lebih lanjut, memahami standar sitasi mempermudah penulis saat artikel siap dipublikasikan. Editor atau reviewer biasanya menilai konsistensi dan ketepatan sitasi sebagai bagian dari kualitas artikel. Dengan mengacu pada contoh jurnal, mahasiswa dapat menghindari kesalahan sitasi sehingga artikel ilmiah lebih profesional dan diterima dengan baik.
4. Meningkatkan Kualitas Penelitian
Menggunakan contoh jurnal juga membantu meningkatkan kualitas penelitian. Dengan mempelajari metode penelitian yang digunakan dalam jurnal, penulis bisa menyesuaikan desain penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis yang tepat untuk topik sendiri. Hal ini memastikan penelitian lebih sistematis dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, jurnal ilmiah menunjukkan bagaimana peneliti menganalisis data dan menyimpulkan temuan. Mahasiswa bisa belajar dari cara penulis lain menafsirkan hasil, menghubungkan dengan teori, dan menulis diskusi yang logis. Ini membantu penulis merumuskan strategi analisis yang lebih baik dalam penelitiannya sendiri.
Dengan mengikuti jejak metodologi dan pendekatan yang sudah teruji, artikel ilmiah yang disusun menjadi lebih valid dan kredibel. Penulis tidak hanya menyalin metode, tetapi memahami prinsip di balik setiap langkah penelitian sehingga bisa menyesuaikan dengan konteks studi yang berbeda. Dengan demikian, kualitas artikel ilmiah meningkat secara signifikan.
Menggunakan contoh jurnal bukan berarti menyalin, tapi belajar dari struktur, gaya, dan metodologi untuk meningkatkan kualitas artikel ilmiah.
Tips Menyusun Artikel Ilmiah Berdasarkan Contoh Jurnal
Berikut langkah-langkah praktis untuk menyusun artikel ilmiah yang baik:
1. Pahami Struktur Dasar Artikel Ilmiah
Sebelum menulis artikel ilmiah, penting untuk memahami struktur dasar yang biasanya digunakan. Struktur ini mencakup beberapa bagian utama, mulai dari abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan diskusi, hingga kesimpulan dan saran. Setiap bagian memiliki fungsi tersendiri: abstrak memberikan ringkasan tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan; pendahuluan menjelaskan latar belakang serta tujuan penelitian; tinjauan pustaka mengulas penelitian terdahulu sebagai dasar teori; metode penelitian memaparkan desain, sampel, dan teknik analisis; hasil dan diskusi menampilkan temuan penelitian serta membandingkannya dengan penelitian sebelumnya; sedangkan kesimpulan dan saran merangkum temuan dan memberikan rekomendasi.
Memahami struktur ini membantu penulis menyusun artikel secara sistematis. Dengan mengikuti urutan dan fungsi setiap bagian, tulisan menjadi lebih logis dan mudah dipahami. Struktur yang jelas juga membuat artikel lebih profesional, memudahkan reviewer atau dosen pembimbing menilai kualitas penelitian, dan meminimalisir risiko kebingungan dalam penulisan.
2. Gunakan Contoh Jurnal yang Relevan
Mengacu pada contoh jurnal yang relevan sangat penting dalam menulis artikel ilmiah. Pilih jurnal dari database resmi seperti Google Scholar, Garuda Kemdikbud, atau DOAJ. Pastikan jurnal yang digunakan berkualitas, terakreditasi, memiliki DOI, dan ditulis oleh peneliti dari institusi yang kredibel. Jurnal ini bisa menjadi panduan dalam menentukan metode penelitian, gaya penulisan, hingga struktur artikel.
Selain itu, membandingkan beberapa jurnal membantu menemukan gaya penulisan yang sesuai dengan topik penelitian. Penulis dapat melihat bagaimana abstrak dirumuskan, metode dijelaskan, dan hasil serta diskusi ditulis secara jelas. Strategi ini tidak hanya meningkatkan kualitas tulisan, tetapi juga membiasakan penulis dengan standar penulisan akademik yang berlaku.
3. Tentukan Fokus dan Tujuan Penulisan
Setiap artikel ilmiah harus memiliki fokus yang jelas dan tujuan yang spesifik. Misalnya, jika topik penelitian tentang media sosial, fokus bisa diarahkan pada “pengaruh media sosial terhadap motivasi belajar siswa,” sedangkan tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan penggunaan media sosial dengan hasil belajar siswa. Fokus yang jelas membantu artikel tetap terarah dan menghindari penyimpangan topik.
Dengan tujuan yang spesifik, penulis dapat menyusun pertanyaan penelitian, kerangka teori, dan metodologi dengan lebih tepat. Hal ini memudahkan pembaca memahami konteks penelitian dan hasil yang disampaikan. Artikel dengan fokus yang jelas akan terlihat lebih profesional dan mudah diterima oleh dosen atau reviewer jurnal.
4. Kembangkan Kerangka Artikel
Membuat kerangka artikel sebelum menulis membantu proses penulisan menjadi lebih sistematis. Kerangka awal dapat dibuat berdasarkan contoh jurnal, meliputi judul dan abstrak, pendahuluan dan tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan diskusi, serta kesimpulan dan saran. Dengan kerangka ini, penulis dapat menata ide dan informasi sehingga tidak terjadi kekacauan saat menulis.
Kerangka juga mempermudah penulis memprioritaskan informasi yang relevan dan menyusun argumen secara logis. Dengan mengetahui bagian-bagian utama dan alur penulisan, artikel ilmiah menjadi lebih mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, kerangka membantu menghindari pengulangan informasi dan memastikan setiap bagian memiliki konten yang lengkap dan fokus.
5. Gunakan Bahasa Akademik yang Tepat
Bahasa yang digunakan dalam artikel ilmiah harus formal, jelas, dan berbasis fakta. Hindari bahasa sehari-hari, opini pribadi tanpa dukungan data, atau istilah yang ambigu. Misalnya, kalimat “Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh signifikan media sosial terhadap motivasi belajar siswa SMA” lebih tepat dibanding kalimat yang terlalu umum atau subjektif.
Bahasa akademik yang tepat membuat argumen penelitian lebih kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kalimat yang singkat dan jelas memudahkan pembaca memahami temuan dan analisis. Dengan terbiasa menulis dalam bahasa akademik, penulis meningkatkan kredibilitas artikelnya di mata dosen, reviewer, maupun pembaca ilmiah lainnya.
6. Cantumkan Referensi dengan Benar
Setiap artikel ilmiah harus menyertakan referensi yang akurat dan lengkap. Pastikan semua sumber dari jurnal, buku, atau artikel dikutip sesuai gaya penulisan yang ditetapkan oleh kampus atau jurnal, seperti APA, MLA, atau Chicago. Referensi yang benar menunjukkan integritas akademik dan menghargai karya peneliti sebelumnya.
Penggunaan software manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote sangat membantu. Software ini memudahkan pengelolaan jurnal, sitasi otomatis, dan pembuatan daftar pustaka yang rapi. Dengan manajemen referensi yang baik, proses penulisan menjadi lebih efisien dan mengurangi risiko kesalahan sitasi, sehingga artikel ilmiah siap dipublikasikan dengan kualitas tinggi.
Langkah Praktis Memulai Artikel Ilmiah
1. Pilih Topik Penelitian yang Sesuai Minat dan Bidang Studi
Langkah pertama adalah memilih topik penelitian yang menarik dan relevan dengan bidang studi. Topik yang sesuai minat membuat proses penelitian lebih menyenangkan dan memotivasi penulis untuk membaca literatur, menganalisis data, serta menulis. Topik yang tepat juga memudahkan perumusan pertanyaan penelitian, tujuan, dan hipotesis secara jelas, sehingga penulisan artikel ilmiah menjadi lebih sistematis dan terarah.
2. Cari 3–5 Contoh Jurnal Relevan sebagai Panduan
Setelah menentukan topik, carilah 3–5 jurnal relevan dari database resmi seperti Google Scholar, DOAJ, Garuda, atau Sinta. Jurnal ini menjadi panduan untuk memahami format, gaya penulisan, metode penelitian, dan penyajian hasil. Membandingkan beberapa jurnal membantu penulis mencontoh struktur abstrak, pendahuluan, dan metodologi secara sistematis, sehingga menjadi dasar kuat untuk artikel ilmiah sendiri.
3. Buat Kerangka Artikel Berdasarkan Struktur Jurnal
Susun kerangka artikel mengikuti struktur jurnal: judul, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan diskusi, serta kesimpulan dan saran. Kerangka memudahkan penataan ide dan data secara logis sebelum menulis penuh, memastikan setiap bagian memiliki konten relevan, tidak ada pengulangan, dan artikel menjadi rapi serta sistematis.
4. Tuliskan Setiap Bagian Mulai dari Abstrak hingga Kesimpulan
Mulailah menulis setiap bagian sesuai kerangka. Abstrak sebaiknya ditulis terakhir agar ringkas dan padat, mencakup tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Pendahuluan menjelaskan latar belakang dan tujuan, tinjauan pustaka mengulas penelitian terdahulu, metode penelitian dijelaskan rinci, hasil dan diskusi memaparkan temuan serta perbandingan dengan studi sebelumnya, sedangkan kesimpulan merangkum temuan dan memberikan rekomendasi. Penulisan yang sistematis memastikan artikel kredibel dan siap diajukan.
5. Periksa Sitasi dan Daftar Pustaka agar Sesuai Standar Akademik
Pastikan semua sitasi dan daftar pustaka sesuai gaya akademik seperti APA, MLA, atau Chicago. Gunakan software manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote untuk mempermudah pengelolaan, menghindari kesalahan, dan membuat artikel lebih profesional. Sitasi yang tepat menunjukkan integritas akademik serta memudahkan pembaca menelusuri sumber asli.
6. Revisi dan Minta Masukan Dosen Pembimbing Sebelum Finalisasi
Terakhir, lakukan revisi dan konsultasikan dengan dosen pembimbing. Revisi membantu memperbaiki alur tulisan, memperkuat argumen, dan memastikan data disajikan dengan tepat. Masukan pembimbing meningkatkan kualitas artikel, menjadikannya lebih matang, kredibel, dan siap dipublikasikan atau diajukan sebagai tugas akademik berkualitas.
Kesalahan Umum dalam Menyusun Artikel Ilmiah
Salah satu kesalahan yang paling serius dalam menulis artikel ilmiah adalah mengutip tanpa mencantumkan sumber. Hal ini bisa dianggap plagiasi, yaitu menjiplak karya orang lain tanpa memberikan kredit. Plagiasi tidak hanya merusak reputasi akademik, tetapi juga dapat membuat artikel ditolak oleh jurnal atau dosen pembimbing. Oleh karena itu, selalu pastikan setiap kutipan, baik langsung maupun tidak langsung, dicantumkan dengan benar sesuai gaya sitasi yang digunakan.
Kesalahan lain adalah menggunakan jurnal yang tidak relevan dengan topik penelitian. Banyak mahasiswa tergoda untuk mengambil sumber yang mudah diakses, meskipun isinya tidak sesuai dengan fokus penelitian. Hal ini membuat argumen dan landasan teori menjadi lemah, sehingga artikel ilmiah kurang kredibel. Penting untuk memilih jurnal yang sesuai topik dan kualitasnya terjamin, misalnya dari database resmi seperti Google Scholar, Garuda, atau DOAJ.
Selain itu, menulis abstrak terlalu panjang atau terlalu pendek sering menjadi masalah. Abstrak yang terlalu panjang membuat pembaca kesulitan menangkap inti penelitian, sedangkan abstrak yang terlalu singkat bisa menghilangkan informasi penting seperti tujuan, metode, dan hasil penelitian. Abstrak yang ideal adalah ringkas, padat, dan jelas, mencerminkan keseluruhan isi artikel secara akurat.
Tidak mengikuti format penulisan standar jurnal ilmiah juga menjadi kesalahan umum. Artikel ilmiah memiliki struktur baku: abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan diskusi, hingga kesimpulan. Mengabaikan format ini membuat artikel sulit dipahami dan terkesan kurang profesional. Reviewer atau dosen pembimbing biasanya menilai kualitas artikel berdasarkan kepatuhan terhadap standar format penulisan.
Terakhir, mengabaikan tata bahasa dan ejaan membuat artikel sulit dibaca dan dipahami. Kalimat yang tidak jelas, penggunaan istilah yang tidak konsisten, atau ejaan yang salah dapat mengurangi kredibilitas tulisan. Penulis harus selalu mengecek tata bahasa, ejaan, dan kejelasan kalimat agar artikel ilmiah mudah dipahami, formal, dan profesional.
Tips Tambahan Agar Artikel Ilmiah Berkualitas
1. Gunakan Diagram atau Tabel untuk Memperjelas Data
Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kualitas artikel ilmiah adalah dengan menyajikan data dalam bentuk diagram atau tabel. Visualisasi data membuat informasi lebih mudah dipahami, terutama ketika penelitian menghasilkan data yang kompleks atau jumlahnya banyak. Misalnya, tabel bisa digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata antar kelompok, sementara diagram grafik menampilkan tren atau hubungan antar variabel dengan lebih jelas dan intuitif.
Selain itu, penyajian data secara visual membuat artikel ilmiah terlihat lebih profesional dan terstruktur. Pembaca dapat langsung menangkap informasi penting tanpa harus membaca deskripsi panjang yang mungkin membingungkan. Pastikan setiap diagram atau tabel diberi judul, nomor, dan sumber data agar jelas dan sesuai standar penulisan akademik. Hal ini juga mempermudah pembaca dalam menelusuri sumber data asli jika diperlukan.
2. Bandingkan Hasil Penelitian dengan Beberapa Jurnal Lain
Agar analisis lebih kuat, sangat dianjurkan untuk membandingkan hasil penelitian dengan beberapa jurnal lain yang relevan. Strategi ini menunjukkan bahwa penulis memahami literatur yang ada dan dapat menilai konsistensi temuan penelitian dengan studi sebelumnya. Jika terdapat perbedaan hasil, penulis bisa menjelaskan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan perbedaan tersebut, seperti perbedaan sampel, metode penelitian, atau konteks penelitian.
Dengan membandingkan beberapa jurnal, argumen yang disampaikan dalam artikel menjadi lebih valid dan terpercaya. Pembaca akan lebih yakin bahwa kesimpulan penelitian bukan sekadar opini atau spekulasi, melainkan berdasar analisis yang komprehensif dan didukung oleh literatur ilmiah yang kredibel. Strategi ini juga menambah kedalaman kajian pustaka dan memperkuat posisi penelitian Anda dalam ranah akademik.
3. Periksa Kesalahan Tata Bahasa dan Ejaan dengan Software Grammar Checker
Kesalahan tata bahasa, ejaan, atau penggunaan kalimat yang tidak jelas dapat menurunkan kualitas artikel ilmiah secara signifikan. Oleh karena itu, gunakan software grammar checker seperti Grammarly, Microsoft Editor, atau tools serupa untuk memeriksa dan memperbaiki kesalahan sebelum artikel difinalisasi.
Selain memperbaiki kesalahan, software ini membantu memastikan kalimat lebih jelas, padat, dan sesuai dengan gaya penulisan akademik. Artikel yang bebas dari kesalahan bahasa lebih mudah dipahami, terlihat profesional, dan meningkatkan kredibilitas di mata dosen pembimbing, reviewer, maupun pembaca ilmiah lainnya. Penggunaan grammar checker juga membantu penulis belajar menulis lebih rapi dan konsisten secara akademik.
4. Simpan Semua Referensi agar Mudah Dikutip dan Tidak Hilang
Pengelolaan referensi yang baik adalah salah satu kunci menulis artikel ilmiah secara profesional. Simpan semua jurnal, buku, atau artikel yang dijadikan sumber agar mudah diakses kembali saat menulis sitasi atau daftar pustaka. Penggunaan software manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote sangat membantu untuk menata sumber dan sitasi secara otomatis.
Referensi yang tertata rapi memudahkan penulis mengutip dengan benar, mengurangi risiko kehilangan sumber penting, dan memastikan semua kutipan sesuai standar akademik. Dengan pengelolaan referensi yang baik, artikel ilmiah menjadi lebih rapi, profesional, dan siap untuk publikasi atau penilaian skripsi, sekaligus menjaga integritas akademik penulis.
Kesimpulan
Menyusun artikel ilmiah berdasarkan contoh jurnal yang baik berarti belajar dari struktur, metode, dan gaya penulisan, bukan menyalin. Dengan memahami struktur, memilih jurnal yang relevan, menggunakan bahasa akademik yang tepat, dan mencatat referensi secara benar, artikel ilmiah menjadi lebih kredibel, sistematis, dan mudah diterima.
Mulailah menulis dengan mengikuti tips ini dan jadikan contoh jurnal sebagai panduan. Untuk panduan lebih lengkap atau bantuan menulis artikel ilmiah, hubungi kami agar kualitas penelitian Anda meningkat dan lebih profesional.
Baca juga: Rahasia Publikasi Jurnal Ilmiah Terakreditasi: Bimbingan dan Jasa Penulisan