Contoh Jurnal Ilmiah untuk Mahasiswa dari Bidang Kesehatan

jurnal ilmiah

Bagi mahasiswa, menulis dan membaca jurnal ilmiah merupakan bagian penting dari proses akademik. Terutama bagi mahasiswa di bidang kesehatan, jurnal ilmiah bukan hanya sekadar tugas kuliah, tetapi juga sarana untuk mengembangkan wawasan, melatih berpikir kritis, serta memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Contoh jurnal ilmiah untuk mahasiswa dari bidang kesehatan dapat menjadi panduan awal dalam memahami struktur penulisan yang baik.

Dalam era digital seperti sekarang, akses terhadap jurnal ilmiah semakin mudah. Mahasiswa bisa menemukan berbagai contoh jurnal kesehatan mulai dari topik keperawatan, farmasi, gizi, hingga kesehatan masyarakat. Namun, sering kali mahasiswa masih bingung bagaimana format penulisan jurnal yang sesuai kaidah akademik.

Mengenal Struktur dan Format Jurnal Ilmiah

Agar mudah dipahami, berikut adalah struktur umum yang biasanya ada dalam contoh jurnal ilmiah untuk mahasiswa dari bidang kesehatan:

1. Judul Penelitian

Judul penelitian adalah identitas utama dari sebuah karya ilmiah. Fungsinya menggambarkan secara singkat, jelas, dan padat isi atau fokus penelitian. Judul biasanya mencerminkan variabel yang diteliti, hubungan antarvariabel, objek atau subjek penelitian, serta ruang lingkup kajian. Dengan begitu, pembaca dapat langsung memahami arah dan tujuan penelitian tanpa membaca keseluruhan isi.

Dalam penyusunannya, judul penelitian harus memenuhi beberapa kriteria. Judul harus spesifik, informatif, tidak terlalu panjang, relevan dengan masalah yang diteliti, serta menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami. Dengan demikian, judul penelitian tidak hanya menjadi “nama” karya ilmiah. Judul juga menjadi pintu masuk yang menentukan daya tarik dan kejelasan penelitian di mata pembaca maupun penilai akademik. Misalnya:

  • Pengaruh Pola Makan terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Mellitus
  • Hubungan Tingkat Stres dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Keperawatan

2. Abstrak

Abstrak adalah ringkasan singkat dari keseluruhan isi penelitian. Fungsinya memberikan gambaran umum kepada pembaca mengenai latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan penelitian. Dengan abstrak, pembaca tidak perlu membaca seluruh naskah.

Umumnya, abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan panjang 150–250 kata. Abstrak harus menggunakan bahasa yang jelas, padat, dan objektif. Informasi yang tidak dibahas dalam penelitian sebaiknya tidak dimasukkan.

Abstrak juga berperan penting sebagai alat indeksasi dalam database ilmiah. Hal ini memudahkan penelitian ditemukan oleh pembaca atau peneliti lain. Selain itu, abstrak harus mencerminkan esensi penelitian secara utuh, mulai dari perumusan masalah hingga hasil akhir. Dengan begitu, siapa pun yang membacanya dapat memahami inti penelitian hanya dari bagian ini.

Dalam praktiknya, abstrak dapat dilengkapi dengan kata kunci (keywords) yang relevan. Ini membantu memudahkan pencarian akademik.

3. Kata Kunci

Kata kunci adalah istilah atau frasa penting yang dipilih dari isi penelitian. Biasanya ditempatkan setelah abstrak untuk menggambarkan pokok bahasan utama.

Fungsinya sebagai penanda atau indeks yang memudahkan pembaca, peneliti lain, maupun mesin pencari. Hal ini membantu menemukan dan mengklasifikasikan karya ilmiah berdasarkan topik relevan.

Pemilihan kata kunci harus dilakukan secara cermat, ringkas, dan representatif terhadap variabel, objek, atau konsep utama penelitian. Biasanya jumlah kata kunci berkisar 3–5 kata atau frasa. Kata kunci sebaiknya menggunakan istilah baku, populer dalam bidang kajian, dan sesuai standar penulisan akademik.

Dengan adanya kata kunci, penelitian lebih mudah diakses dan diindeks dalam basis data ilmiah. Hal ini meningkatkan peluang dibaca dan dijadikan rujukan oleh peneliti lain.

4. Pendahuluan

Pendahuluan adalah bagian awal dari karya ilmiah. Fungsinya memperkenalkan topik penelitian, menjelaskan latar belakang masalah, dan menggambarkan urgensi serta relevansi penelitian.

Bagian ini berisi uraian mengenai kondisi atau fenomena yang melatarbelakangi penelitian. Termasuk permasalahan yang ingin dipecahkan, tinjauan singkat teori atau penelitian terdahulu, serta tujuan dan batasan penelitian.

Pendahuluan dirancang untuk menarik perhatian pembaca. Bagian ini juga memberikan konteks yang jelas agar mereka memahami alasan dan pentingnya penelitian.

Selain itu, pendahuluan menekankan kontribusi penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan atau praktik di bidang terkait. Bagian ini juga membentuk dasar logis bagi metode penelitian yang akan dijelaskan selanjutnya.

Dengan demikian, pendahuluan menjadi landasan awal yang menentukan arah dan fokus seluruh penelitian.

5. Metodologi

Metodologi adalah bagian penelitian yang menjelaskan secara sistematis cara atau prosedur untuk mencapai tujuan penelitian. Bagian ini mencakup desain penelitian, subjek atau objek yang diteliti, teknik pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.

Metodologi berfungsi menunjukkan kejelasan dan keandalan penelitian. Hal ini memungkinkan pembaca menilai validitas hasil dan mempermudah replikasi oleh peneliti lain.

Bagian ini juga mencakup penjelasan instrumen atau alat yang digunakan, teknik sampling atau pemilihan partisipan, serta prosedur pengolahan data secara rinci.

Dengan metodologi yang transparan, penelitian menunjukkan konsistensi, akurasi, dan objektivitas. Hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan memberikan kontribusi sahih bagi pengembangan ilmu di bidang terkait.

6. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan adalah bagian inti penelitian. Bagian ini memaparkan temuan secara sistematis dan memberikan interpretasi atau analisis terhadap temuan tersebut.

Bagian “Hasil” menyajikan data yang diperoleh melalui metode penelitian. Data dapat berupa tabel, grafik, diagram, atau deskripsi naratif, tanpa opini pribadi.

Bagian “Pembahasan” mengaitkan hasil penelitian dengan teori, penelitian terdahulu, atau kerangka konseptual yang relevan. Hal ini menunjukkan makna, implikasi, dan relevansi temuan terhadap masalah yang diteliti.

Dalam pembahasan, peneliti dapat menyoroti keterbatasan data, perbedaan dengan studi sebelumnya, serta kemungkinan penyebab fenomena yang diamati.

Dengan menggabungkan Hasil dan Pembahasan secara rinci, bagian ini tidak hanya menyajikan fakta. Bagian ini juga memberikan penjelasan mendalam yang membantu pembaca memahami konteks, signifikansi, dan kontribusi penelitian terhadap bidang ilmu terkait.

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran adalah bagian akhir penelitian. Bagian ini merangkum temuan utama dan memberikan rekomendasi relevan berdasarkan hasil penelitian.

Bagian “Kesimpulan” menekankan inti temuan yang menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan penelitian. Kesimpulan disajikan secara ringkas, jelas, dan logis tanpa informasi baru.

Bagian “Saran” memberikan rekomendasi praktis atau ilmiah untuk pihak terkait, misalnya peneliti lain, praktisi, atau pembuat kebijakan. Bagian ini juga menyertakan arahan untuk penelitian lanjutan guna memperbaiki keterbatasan yang ditemui.

Dengan menyajikan Kesimpulan dan Saran secara rinci, penelitian tidak hanya menegaskan kontribusi ilmiahnya. Bagian ini juga memberi panduan implementasi dan pengembangan pengetahuan lebih lanjut, sehingga hasil penelitian memiliki nilai tambah yang aplikatif dan strategis bagi pembaca maupun pihak berkepentingan.

8. Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah bagian karya ilmiah yang memuat seluruh sumber referensi yang digunakan peneliti. Referensi dapat berupa buku, jurnal, artikel, laporan, maupun sumber elektronik.

Fungsi utama daftar pustaka adalah memberikan kredit kepada penulis asli dan menunjukkan landasan teori atau data yang mendukung penelitian. Bagian ini juga memungkinkan pembaca menelusuri dan memverifikasi informasi yang digunakan.

Penyusunan daftar pustaka harus mengikuti kaidah tertentu sesuai gaya sitasi yang dipilih, seperti APA, MLA, Chicago, atau Harvard. Informasi yang dicantumkan meliputi nama penulis, tahun terbit, judul karya, penerbit, dan halaman jika relevan.

Dengan daftar pustaka yang rapi dan akurat, penelitian menunjukkan integritas akademik dan transparansi ilmiah. Bagian ini juga mempermudah pembaca menemukan sumber tambahan untuk studi lanjutan.

Dengan memahami struktur ini, mahasiswa bisa lebih mudah menulis atau memahami contoh jurnal ilmiah untuk mahasiswa dari bidang kesehatan yang sesuai kaidah akademik.

Contoh Jurnal Ilmiah untuk Mahasiswa dari Bidang Kesehatan

Agar lebih konkret, berikut beberapa contoh jurnal ilmiah untuk mahasiswa dari bidang kesehatan yang sering dijadikan rujukan:

1. Keperawatan

Judul:
“Hubungan Stres Akademik dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Keperawatan Universitas Udayana”

Ringkasan:
Penelitian kuantitatif korelatif dengan desain cross-sectional dilakukan pada 163 mahasiswa keperawatan Universitas Udayana. Stres akademik diukur dengan Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA), sedangkan kualitas tidur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil menunjukkan 33,7% mahasiswa mengalami stres akademik sangat tinggi dan 72,4% memiliki kualitas tidur buruk. Analisis Spearman menemukan korelasi positif lemah (r = 0,236; p = 0,002), yang berarti semakin tinggi stres akademik, semakin buruk kualitas tidur (ResearchGate).

2. Gizi

Judul:
“Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Mahasiswa Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta”

Ringkasan:
Studi cross-sectional ini melibatkan 51 mahasiswa gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Konsumsi fast food dikumpulkan dengan Food Frequency Semi Kuantitatif, sedangkan IMT dihitung dari pengukuran berat dan tinggi badan. Hasil menunjukkan mahasiswa yang sering mengonsumsi fast food cenderung memiliki IMT kategori gemuk (56,2%), sementara yang jarang konsumsi lebih banyak pada kategori normal (58,8%). Terdapat hubungan signifikan antara konsumsi fast food dan peningkatan IMT (UMS ETD-db).

3. Kesehatan Masyarakat

Judul:
“Efektivitas Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar”

Ringkasan:
Penelitian sistematis menunjukkan bahwa edukasi cuci tangan pakai sabun (CTPS) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktik kebersihan pada siswa sekolah dasar. Setelah diberikan edukasi, siswa mampu mempraktikkan enam langkah CTPS dengan baik dan benar, yang menunjukkan adanya perubahan perilaku nyata (Jurnal Pendidikan Tambusai).

4. Farmasi

Judul:
“Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Menggunakan Metode DPPH”

Ringkasan:
Penelitian ini menguji aktivitas antioksidan ekstrak daun kelor dengan metode DPPH. Hasil menunjukkan ekstrak daun kelor memiliki aktivitas antioksidan cukup tinggi, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber antioksidan alami (Portal Garuda).

Dari contoh-contoh tersebut, mahasiswa bisa menyesuaikan topik sesuai jurusan masing-masing. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengunduh jurnal ilmiah kesehatan dari portal resmi seperti:

Tips Menulis Jurnal Ilmiah untuk Mahasiswa Kesehatan

Berikut tips agar mahasiswa lebih mudah dalam menyusun karya ilmiah:

1. Tentukan Topik yang Relevan

Langkah pertama dalam menyusun penelitian kesehatan adalah menentukan topik yang relevan dengan kondisi nyata di lapangan. Topik juga harus sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.

Topik yang dipilih sebaiknya tidak hanya menarik secara akademis, tetapi juga dekat dengan fenomena sehari-hari. Dengan begitu, penelitian dapat memberikan manfaat praktis.

Bagi mahasiswa, isu kesehatan seperti gaya hidup, pola tidur, pola makan, stres, atau aktivitas fisik sering ditemui dan mudah diamati.

Pemilihan topik yang relevan juga memudahkan peneliti menemukan data, literatur pendukung, serta menarik minat pembaca. Hal ini penting karena topik tersebut dirasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, pemilihan topik yang tepat menjadi fondasi penting. Langkah ini memastikan penelitian memiliki arah yang jelas, berdampak, dan bermanfaat baik secara akademik maupun praktis.

2. Gunakan Referensi yang Kredibel

Dalam penelitian kesehatan, penggunaan referensi kredibel sangat penting untuk memastikan validitas dan keakuratan informasi.

Referensi kredibel biasanya berasal dari jurnal ilmiah terakreditasi, buku teks kesehatan yang diakui, laporan resmi organisasi kesehatan seperti WHO, atau publikasi peer-reviewed terbaru.

Mengandalkan sumber terpercaya membantu peneliti mendasari argumen dan analisis dengan bukti ilmiah sahih. Hal ini mengurangi risiko kesalahan informasi dan meningkatkan kualitas serta kredibilitas penelitian.

Selain itu, penggunaan referensi tepat mempermudah pembaca atau pihak lain menelusuri sumber data, melakukan verifikasi, dan memperluas pemahaman topik yang dibahas.

Oleh karena itu, setiap kutipan dan data sebaiknya diperiksa asal-usul, relevansi, dan tahun publikasinya agar penelitian tetap up-to-date dan akurat.

3. Ikuti Format Penulisan Akademik

Mematuhi format penulisan akademik sangat penting dalam menyusun karya ilmiah kesehatan. Setiap perguruan tinggi memiliki pedoman tata tulis yang harus diikuti.

Pedoman mencakup struktur penulisan, penggunaan bahasa, serta format sitasi dan daftar pustaka. Format konsisten mempermudah pembaca memahami isi penelitian dan mencerminkan profesionalisme peneliti.

Perhatikan aturan sitasi, baik gaya APA, Vancouver, Harvard, atau gaya lain yang ditetapkan kampus. Sitasi tepat menunjukkan sumber informasi, menghindari plagiarisme, dan memberi kredit pada penulis asli.

Daftar pustaka harus disusun sistematis dan lengkap agar pembaca dapat menelusuri semua referensi.

Memahami dan menerapkan format penulisan akademik dengan benar meningkatkan kredibilitas penelitian, mempermudah revisi oleh dosen pembimbing, dan mempersiapkan peneliti untuk publikasi di jurnal ilmiah.

4. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing

Konsultasi dengan dosen pembimbing adalah langkah penting dalam penyusunan penelitian kesehatan. Dosen pembimbing memiliki pengalaman akademik dan pengetahuan luas, sehingga dapat memberi arahan agar penelitian lebih terstruktur, fokus, dan sesuai standar akademik.

Melalui konsultasi rutin, peneliti dapat mendiskusikan berbagai aspek penelitian, mulai dari pemilihan topik, rumusan masalah, metodologi, analisis data, hingga penulisan laporan akhir.

Selain bimbingan teknis, dosen pembimbing membantu mengidentifikasi potensi kesalahan atau kelemahan penelitian sejak dini. Hal ini membuat penggunaan waktu dan sumber daya lebih efisien.

Konsultasi efektif menjaga penelitian tetap pada jalur yang benar, meminimalkan risiko revisi besar, dan meningkatkan kualitas akademik karya ilmiah.

Dengan demikian, membangun komunikasi baik dan terbuka dengan dosen pembimbing menjadi strategi penting untuk mencapai hasil penelitian yang valid, terpercaya, dan bernilai ilmiah tinggi.

5. Gunakan Software Pendukung

Dalam penyusunan penelitian kesehatan, pemanfaatan software atau aplikasi pendukung sangat membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas penulisan.

Salah satu aplikasi penting adalah manajer referensi seperti Mendeley atau Zotero. Aplikasi ini memudahkan pengelolaan sitasi, pembuatan daftar pustaka, dan penyimpanan artikel atau jurnal ilmiah.

Dengan software ini, mahasiswa dapat menyisipkan kutipan sesuai gaya sitasi kampus, mengurangi risiko kesalahan, dan menjaga konsistensi penulisan akademik.

Selain itu, penggunaan alat pengecekan bahasa seperti Grammarly berguna untuk memperbaiki tata bahasa, ejaan, dan gaya penulisan. Hal ini membuat laporan penelitian lebih jelas, profesional, dan mudah dipahami.

Software pendukung juga membantu meninjau kesalahan yang mungkin terlewat, meminimalkan plagiarisme, dan meningkatkan kredibilitas dokumen.

Dengan memanfaatkan teknologi yang ada, proses penulisan penelitian menjadi lebih terstruktur, efisien, dan berkualitas tinggi. Hasil akhir dapat memenuhi standar akademik serta siap dipublikasikan atau dipresentasikan.

Penutup

Melalui artikel ini, kita telah membahas secara lengkap mengenai contoh jurnal ilmiah untuk mahasiswa dari bidang kesehatan, mulai dari struktur, format, hingga contoh nyata yang bisa dijadikan acuan. Dengan memahami hal ini, mahasiswa tidak hanya bisa menulis jurnal dengan baik, tetapi juga lebih percaya diri dalam menghadapi tugas akhir atau publikasi penelitian.

Bagi Anda yang ingin mendalami lebih jauh, silakan kunjungi halaman tips penulisan akademik di softwaremahasiswa.com untuk menemukan panduan lain seputar penelitian dan olah data.

Baca juga: AI & Automasi: Cara Mahasiswa Menghemat Waktu di Era Digital

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top